4489
Hits

BPPT: Jaga dan Lindungi, InaBuoy Milik Masyarakat Bali

 

Bali - bppt.go.id - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali lakukan sosialisasi teknologi deteksi dini tsunami berbasis buoy atau yang dikenal dengan InaBuoy kepada masyarakat yang rentan terhadap ancaman bencana tsunami di seluruh Indonesia.  Sosialisasi kali ketiga ini dengan tema “Bersama Membangun Kesiapsiagaan terhadap Ancaman Tsunami” berlokasi di Gedung Asosiasi Tuna Longline Indonesia, Pelabuhan Benoa, Bali, Rabu (02/06).

 

Terpilihnya Bali sebagai salah satu dari 11 lokasi deploy InaBuoy BPPT dikarenakan di wilayah selatan Pulau Bali terdapat tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik, yang dapat menimbulkan gempa bumi dan mengakibatkan tsunami.

 

Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana (PTRRB) BPPT M. Ilyas dalam sambutannya mengatakan deploy InaBuoy merupakan amanah dari Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami.

 

“InaBuoy merupakan tugas khusus dari Presiden RI kepada BPPT untuk melaksanakan inovasi teknologi deteksi dini tsunami. Program tersebut merupakan program kebencanaan berskala nasional, tepatnya sejak bencana tsunami yang berturut-turut terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah serta Pandeglang, Banten pada Tahun 2018 lalu,” terang Ilyas.

 

Lebih lanjut, Ilyas mengatakan pemerintah sejak tahun 2006 lalu telah melaksanakan pengembangan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia dengan target pemasangan InaBuoy di 23 lokasi di Indonesia. Namun, jumlah tersebut tidak pernah tercapai karena sebagian besar Buoy yang terpasang menjadi korban vandalisme, sehingga tidak dapat difungsikan dengan baik.

 

Dirinya pun menginformasikan bahwa pada tanggal 12 April 2021, BPPT telah melakukan pemasangan InaBuoy di Selatan Bali untuk yang ke dua kalinya, setelah sebelumnya BPPT melakukan deploy pada tahun 2019. Namun pada tanggal 6 Mei 2021 InaBuoy Selatan Bali tidak terdeteksi oleh sistem penerima data yang ada di BPPT dan dinyatakan hilang.

 

“Kejadian tersebut sangat kami sayangkan, karena walau telah disematkan teknologi GPS (Global Positioning System), Buoy tidak dapat kami retrieve kembali, karena InaBuoy tidak mengirimkan sinyal ke Pusat Data Observasi Tsunami di Jakarta,” imbuhnya.

 

Ilyas menyadari bahwa dalam berinovasi untuk mewujudkan teknologi alat deteksi dini tsunami yang handal tidak bisa sendirian, namun membutuhkan peran serta semua pihak, baik dari masyarakat, nelayan, pelaku usaha perikanan tangkap, hingga koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama menjaga InaBuoy yang manfaatnya sangat besar bagi masyarakat Bali.

 

Dirinya menambahkan, sosialisasi InaBuoy di Bali diadakan dengan tujuan mensinergikan seluruh pihak dalam melestarikan operasionalisasi dan keberadaan InaBuoy Selatan Bali yang akan segera di-deploy kembali oleh BPPT.

 

“Harapannya kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi kita bersama dan tidak akan terjadi lagi dimasa mendatang. InaBuoy ini harus menjadi milik masyarakat Bali, mengingat pentingnya Buoy untuk keselamatan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana tsunami,” terang Ilyas.

 

 

Dukungan untuk menjaga InaBuoy juga disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali I Made Sudarsana. Dirinya berterima kasih kepada BPPT karena telah menjadikan Bali sebagai salah satu lokasi deploy InaBuoy.

 

Made menjelaskan dari sembilan kota/kabupaten di Provinsi Bali, hanya satu yang tidak memiliki daerah pesisir, dan kehadiran InaBuoy di Bali menjadi penting dan strategis, terutama dalam upaya mitigasi bencana tsunami.

 

“Kalau alat ini rusak, peringatan dini bisa tidak berjalan, sirene bisa tidak berbunyi sebagai tanda peringatan terjadinya tsunami. Tugas kita bersama untuk menjaga InaBuoy, sehingga alat ini dapat mengirimkan data lebih cepat ke BMKG dan masyarakat Bali memiliki kesempatan waktu lebih panjang untuk evakuasi ke shelter tsunami yang telah disediakan,” imbuhnya.

 

Senada dengan Kepala DKP Provinsi Bali, Yogi Darmawan selaku perwakilan dari Pangkalan PSDKP Benoa mengatakan sosialisasi ini sangat penting, terlebih untuk para pelaku usaha perikanan tangkap yang jalur berlayarnya melalui lokasi deployment InaBuoy ini.

 

“Dengan dilibatkannya para pelaku usaha perikanan tangkap merupakan langkah yang tepat dalam upaya memperkuat mitigasi bencana tsunami di Bali, karena kapal-kapal merekalah yang akan sering berjumpa dengan InaBuoy BPPT,” terangnya.

 

Yogi bahkan mengusulkan kedepannya kapal penumpang turut dilibatkan dalam sosialisasi InaBuoy. Menurutnya, keberadaan shelter akan menjadi kurang manfaatnya bila tidak disertai dengan peringatan dini yang baik.

 

Komitmen Bersama Jaga Lindungi Buoy

 

 

Dalam sosialisasi ini, BPPT dan seluruh stakeholders menandatangani komitmen bersama untuk menjaga dan melindungi InaBuoy yang di-deploy di Selatan Bali. Komitmen tersebut juga merupakan sebuah langkah untuk mencegah terulangnya kembali hilangnya InaBuoy yang sebelumnya telah di-deploy di titik koordinat -09°44’22.38378”S/115°12’37.517”E pada 12 April 2021, namun pada tanggall 6 Mei 2021 InaBuoy tersebut sudah tidak terdeteksi lagi keberadaannya.

 

Dari kejadian tersebut, BPPT menganggap kegiatan sosialisasi deployment adalah kegiatan yang sangat penting kedudukannya dalam menjaga dan melindungi keberadaan InaBuoy BPPT. Selain itu, sosialisasi juga sebagai bentuk kegiatan mendiseminasikan teknologi hasil pekerjaan BPPT kepada masyarakat luas.

 

Dalam rangkaian kegiatan sosialisasi ini dilakukan edukasi kepada masyarakat nelayan yang melaut dengan wilayah tangkap di sekitar lokasi deployment InaBuoy Selatan Bali, dengan harapan mereka akan ikut berpartisipasi untuk menemukan kembali InaBuoy yang hilang, serta mengamankan infrastruktur InaBuoy yang kelak akan dipasang kembali oleh BPPT.

 

Perwakilan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Provinsi Bali, Andika, mengatakan pihaknya siap untuk menjaga dan mengawasi InaBuoy yang akan segera dipasang kembali di Bagian Selatan Bali. Dirinya mengungkapkan setelah mengikuti sosialisasi, pihak HNSI semakin memahami pentingnya keberadaan alat tersebut dalam upaya mendeteksi dini potensi bencana tsunami di Bali.

 

“Saya akan menyampaikan kepada seluruh anggota HNSI khususnya yang berada di Bali untuk bersama-sama menjaga dan melindungi InaBuoy. Apabila ada dari anggota kami mengetahui keberadaan InaBuoy yang sempat hilang, akan kami beritahukan kepada BPPT,” terangnya.

 

 

Sang Putu Taman dari PT Arabika Khatulistiwa Fishing Industri selaku nelayan di daerah deployment mengatakan sebelumnya hanya mengetahui Buoy sebagai tempat untuk menambatkan kapal ketika mencari ikan di laut.

 

“Buoy yang saya tahu itu untuk menambatkan kapal, tapi setelah sosialisasi dari BPPT mengenai InaBuoy untuk deteksi dini tsunami, saya mendapatkan pengetahuan baru. Ini bermanfaat sekali bagi kami masyarakat pesisir,” ujarnya.

 

Putu juga akan lebih waspada ketika melalui lokasi deployment InaBuoy kelak. Dirinya mengungkapkan akan lebih mengorbankan jaring yang tersangkut InaBuoy, untuk menjaga dan memelihara teknologi deteksi dini tsunami.

 

“Sesuai dengan arahan di sosialisasi InaBuoy, kami para nelayan siap menjaga dan memelihara teknologi ini, karena manfaatnya lebih besar bagi masyarakat Bali, yakni memberikan informasi terjadinya tsunami kepada kami dengan lebih cepat, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi,” terangnya.

 

Sebagai informasi BPPT melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi di Bali, baik secara offline maupun online. Sosialisasi secara offline dilakukan di kantor ATLI Benoa (02/06), dengan peserta perwakilan dari perusahaan perikanan tangkap yang ada di Benoa dan berbagai stakeholder, seperti Polairud Polda Bali, BPBD Provinsi Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, dan instansi/ lembaga lain baik pemerintah maupun non-pemerintah. Sosialisasi secara online dilakukan dalam bentuk webinar (03/06), dimana penyelenggaranya adalah dari BPPT berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan BMKG Wilayah III Denpasar.

 

Sebelumnya BPPT telah melaksanakan kegiatan serupa di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 25 Maret 2021 dan di di UPT. Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap, Kabupaten Malang pada 9 April 2021. (Humas)