6083
Hits

Beroperasi Dengan Baik, Buoy BPPT Di Selatan Perairan Malang Diteksi Peringatan Gempa

Buoy BPPT yang dipasang di Selatan Perairan Kabupaten Malang (Buoy MLG) berhasil mendeteksi peringatan gempa dan mengirimkan sinyal ke Pusat Observasi Tsunami (InaTOC) BPPT di Jakarta ketika terjadi gempa pada 10 April 2021.

 

Seperti diketahui bahwa pada 10 April 2021 pukul 14:00:15 WIB telah terjadi gempa di Selatan Perairan Kabupaten Malang. Berdasarkan pengumuman BMKG, gempa tersebut berkekuatan 6,7 Skala Richter yang kemudian melalui pemutakhiran data diralat menjadi berkekuatan 6.1 Skala Richter.

 

Dihari kejadian gempa tersebut, jam 14:05:03 WIB, stasiun penerima di Pusat Observasi Tsunami (Indonesia Tsunami Observation Center - InaTOC) BPPT, menerima informasi gempa dari BMKG. Selanjutnya pada jam 14:10:33 WIB InaTOC menerima data peringatan dari Buoy Malang. Dengan diterimanya kedua data peringatan tersebut di InaTOC, mengindikasikan Buoy Malang telah mendeteksi adanya gempa melalui perubahan tekanan air laut sebagai akibat dari gempa yang terjadi. 

 

Selanjutnya dalam kejadian ini, Buoy BPPT tidak menerima data spike kedua yang artinya tsunami tidak terjadi sesuai dengan sistem peringatan BMKG. Sebagai informasi pusat gempa Malang berada kurang lebih 27 km dari lokasi penempatan Buoy BPPT.

 

Pada kondisi normal, data tekanan air dicatat dan dikirimkan ke InaTOC setiap jam dengan empat data per 15 menit. Ketika terjadi suatu peristiwa (alert mode), seperti gempa, data sensor dicatat dan dikirimkan setiap satu menit dengan jumlah data sebanyak empat data per 15 detik.

 

Setiap data akan dibandingkan dengan data prediksi tsunami dengan mengadopsi algoritma National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat yang sudah ditanam dalam OBU (Ocean Bottom Unit) Buoy. Adapun nilai ambang batas (threshold) data tekanan akan ditetapkan sebagai patokan untuk membandingkan kedua data tersebut.

 

Untuk Buoy Malang, threshold buoy adalah sebesar 30mm. Jika antara data tekanan air yang diterima dengan data prediksi terdapat selisih lebih besar dari 30mm, maka dianggap telah terjadi anomali. Apabila anomali data ini terjadi tiga kali berturut-turut dalam 15 detik maka mode pengiriman data diubah dari normal mode menjadi alert mode. Kemudian, stasiun penerima di BPPT dapat mengontrol berapa lama durasi dari alert mode, waktu standar dari alert mode sendiri berlangsung selama 180 menit.

 

Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan apresiasinya kepada tim InaTEWS yang telah membuktikan beroperasinya InaBuoy di Selatan Malang. Ini merupakan program prioritas BPPT yang bertujuan untuk inovasi teknologi salah satunya di bidang kebencanaan.

 

Hingga saat ini lanjut Hammam, BPPT telah mendeploy buoy di dua titik yaitu di Selatan Perairan Malang dan Selatan Selat Sunda. Alat pendeteksi tsunami terdiri dari dua komponen utama, yaitu Surface Buoy dan Ocean Bottom Unit (OBU) yang berfungsi sebagai sensor suhu dan tekanan air dasar laut.

 

InaBuoy merupakan produk anak bangsa yang didesain oleh BPPT. Ina Buoy BPPT yang ditempatkan di Selatan Kabupaten Malang menurut Hammam merupakan varian Buoy Generasi ke 3.1, yang dirancang dengan pertimbangan berbagai referensi, pengalaman riset, pengembangan dan operasional Buoy tsunami selama ini.

 

Sebagai pemutakhiran, Buoy generasi ini mempunyai struktur badan yang kuat, tahan terhadap korosi, memiliki daya apung baik, ramah terhadap nelayan, mudah dalam mobilisasi, stabil, serta dilengkapi dengan GPS mandiri untuk keperluan penelusuran seandainya Buoy berpindah lokasi akibat vandalism maupun sebab lain. Dengan diproduksinya Buoy oleh PT. PAL, merupakan sebagai perwujudan dari komitmen BPPT guna mendorong hilirisasi produk dan inovasi nasional yang telah dikembangkan, pungkasnya.

 

Sebagai informasi, penempatkan Tsunami Buoy di Selatan Perairan Kabupaten Malang merupakan sebagai bagian kegiatan dari Program Pengembangan dan Penguatan Sistem Informasi Peringatan Dini Gempa dan Tsunami (InaTEWS) BPPT Tahun 2020-2024.

 

Sesuai Perpres No. 93 Tahun 2019, yang ditahun 2021 ini direncanakan akan dipasang Tsunami Buoy di 11 lokasi perairan Indonesia, diantaranya di Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau, Perairan Selatan Bali, Perairan Gunung Sitoli, Perairan Sebelah Selatan Cilacap, Perairan Bengkulu, di Perairan Utara Papua dan Utara Sorong, Perairan Sangir Talaud, Maluku Utara dan lain-lainnya, termasuk di Selatan Perairan Kabupaten Malang ini. (Humas BPPT)