Melalui Pusat Teknologi Agroindustri dan Bioindustri, BPPT gelar webinar dengan tema Indonesia Mengukur Kadar Antibodi Pasca Vaksinasi Urgensi dan Manfaat, acara ditujukan untuk memperkuat program vaksinasi yang saat ini sedang gencar digalakkan oleh Pemerintah dalam mencapai kekebalan komunitas (25/05).
Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan, vaksinasi Covid-19 merupakan kunci yang menentukan seberapa cepat masyarakat bisa bekerja kembali seperti sedia kala termasuk untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan.
Vaksinasi Covid-19 menurutnya bertujuan guna meningkatkan kekebalan tubuh atau sekelompok manusia sehingga bisa mencegah infeksi atau penyakit berat akibat Covid-19, dengan begitu vaksinasi akan terbentuk antibodi dan memori imunologis bisa mencegah seseorang terinfeksi atau sakit Covid-19 dalam kategori berat.
Karenanya, program vaksinasi pemerintah merupakan salah satu upaya tepat dan efektif dalam menangani pandemi Covid-19, ujar Hammam.
Dengan masih jauhnya target untuk mencapai kekebalan kelompok harus dijadikan sebuah tantangan bagi semua pihak, seperti dikatakan Presiden Jokowi bahwa vaksinasi sebagai game changer yang sangat menentukan seberapa cepat masyarakat bisa bekerja kembali seperti sedia kala, termasuk untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan.
Upaya vaksinasi lanjutnya harus dibarengi dengan tindakan verifikasi guna mendeteksi dan mengukur tingkat keefektifan vaksin di dalam tubuh masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni dengan mengukur kadar antibodi seseorang usai mendapatkan vaksin.
Sebagai lembaga kaji terap teknologi, BPPT sebut Hammam telah mengembangkan kit untuk mendeteksi dan mengukur kadar antibodi netralisasi kuantitatif berbasis lateral flow immuno fluorescence assay (LFIA). LFIA sendiri merupakan perangkat diagnostik untuk mengkonfirmasi ada atau tidaknya senyawa yang dicari dalam target.
Perangkat kadar antibodi netralisasi ini dikembangkan karena ada urgensi untuk mengetahui dan mengukur kadar antibodi seseorang sehingga bisa dilakukan pemantauan efek proyek vaksinasi di suatu wilayah. Sebab kekebalan kelompok baru bisa terbentuk jika lebih dari 70 persen populasi di wilayah tersebut telah terbentuk antibodi netralisasi.
Ia berharap pengembangan kit deteksi antibodi kuantitatif dapat memperlancar program vaksinasi pemerintah dan mampu menganalisis kemampuan kekebalan komunitas seusai menjalani vaksinasi
Sementara, Deputi Pusat Teknologi Agroindustri dan Bioindustri (TAB) BPPT, Soni Solistia Wirawan mengatakan target imunisasi adalah untuk membentuk antibodi akan lebih objektif apabila tolak ukur capaiannya dengan melakukan pemeriksaan kadar antibodi pasca vaksinasi.
Soni berharap webinar dapat menjadi sarana dalam penguatan edukasi masyarakat terkait pentingnya pencapaian kekebalan tubuh komunal serta dapat bermanfaat guna percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Sebagai informasi, webinar tersebut dihadiri 35 perwakilan dari Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi, 30 perwakilan Dinas Pariwisata Tingkat Provinsi, 39 wakil dari Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. (Humas BPPT)