Perlu dilakukan terobosan inovasi guna menjadikannya sebagai driven economi yang harus dilaksanakan dalam mengejar tatanan pembangunan berkelanjutan guna menjadikan Indonesia negara maju, kata Kepala BPPT Hammam Riza saat webinar Unlocking Innovation in Technology Food: Nutrition and Wellness guna membahas hal-hal penting ini masalah tentang nutrisi dan industri kesehatan pasca-COVID-19 (30/06).
Lebih lanjut dikatakannya, terkait keberhasilan inovasi Indonesia bisa dilihat dalam inovasion global index, dimana saat ini Indonesia masih berada di peringkat ke 85, masih jauh jika dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Singapura.
Karenanya, indikator penting adalah inovasi, dalam penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan sesuai dengan amanat Undang-undang Sisnas Iptek tahun 2019. Seperti yang kita kenal dalam Penta Helix yang merupakan hal penting dalam mengejar inovasi ini, ujarnya
BPPT dengan tujuh perannya yakni perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi teknologi serta komersialisasi teknologi diyakini mampu membawa produk inovasi menuju hilirasi hingga menjadi produk global.
Ekosistem inovasi menjadi kunci dengan membentuk Penta Helix yang terdiri dari pemerintah, bisnis, komunitas/masyarakat, akademisi serta media dan dengan menjalankan ekosistem inovasi, maka banyak produk dan karya anak bangsa dapat dalam bersaing, pungkasnya.
Sebagai informasi, acara tersebut juga dihadiri Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Ismunandar yang mewakili Menteri Riset dan Teknologi/BRIN, Wakil Rektor Universitas Sebelas Maret Ahmad Yunus, Direktur Eksekutif Sekolah Bisnis Internasional IPMI, Ketua Komisi Teknik AIPI M. Aman Wirakartakusumah, C. Hanny Wijaya dari IPB serta CEO of PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius. (Humas BPPT)