4521
Hits

Dukung Indonesia Emas 2045, BPPT Perkuat Para Perekayasa

Administrator
04 Sep 2019
Layanan Info Publik

Manajemen merupakan cara pendekatan baru dalam tata kelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang mulai banyak diperbincangkan pada beberapa tahun terakhir ini, melalui Manajemen talenta akan mencetak sumber daya manusia dengan posisi strategis, ujar Kepala Biro SDM & O BPPT Suratna dalam acara Manajemen Talenta SDM Iptek Menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta (3/09/19).

 

Disebutkannya, manajemen talenta merupakan proses pengelolaan sumber daya manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan strategis organisasi khususnya pada posisi strategis atau yang utama karena posisi tersebut akan menentukan pencapaian, kemajuan dan berkelanjutan suatu organisasi dalam bentuk recruitment, pengembangan, pemeliharaan dan penempatannya.

 

Khususnya, lanjut Suratna pada jabatan perekayasa yang dimana dapat membangun suatu tools guna mengukur kompetensi yang berbasis pada Permenpan pasal 38 tahun 2017.

 

Tenaga perekayasa sangat diperlukan untuk peningkatan perekonomian, oleh karena itu menurut Suratna, para perekayasa di BPPT harus ditingkatkan lagi kemampuannya agar memenuhi standar kebutuhan nasional berdasarkan klaster teknologinya.

 

Saat ini ada jabatan perekayasa dan jabatan litkayasa sebanyak 4.972 pemangku jabatan fungsional dari 25 kementerian dan lembaga di Indonesia. BPPT memiliki tugas untuk menjalankan manajemen talenta nasional untuk SDM Iptek, jelasnya.

 

Sementara, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ainun Na’im mengatakan penguasaan IPTEK membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, banyak hal yang harus dibenahi untuk menyiapkan SDM yang memiliki daya saing salah satunya melalui tata kelola SDM, SDM unggul akan meningkatkan inovasi berdaya saing.

 

Dikatakannya, Indonesia Emas 2045 merupakan impian besar menjadikan Indonesia yang unggul, maju, mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, mampu mengatasi persoalan klasik seperti korupsi, kemiskinan atau disintegrasi.

 

Tantangan yang berkaitan dengan  manajemen talenta yang cukup critical khusus nya bagi para peneliti, yakni perlu adanya kompensasi yang menarik untuk peneliti agar tetap melakukan penelitian. Kompensasi untuk peneliti hendaknya mendekati dunia industri, sehingga para peneliti tetap melakukan penelitian, jelasnya.

 

Ainun berharap, para perekayasa maupun peneliti harus dikelola dengan baik, karena berperan penting dalam menghasilkan inovasi dan juga sebagai alat ukur kompetensi SDM Iptek dapat diterima sebagai bagian untuk melengkapi manajemen talenta SDM Iptek Nasional. (Humas/HMP)