BPPT terus berupaya mendorong terwujudnya Indonesia Maju, melalui pengembangan konsep yang mempertimbangkan aspek '5P', yakni Partnership, Planet, Prosperity, People dan Peace.
Satu diantaranya adalah melalui penerapan teknologi enzim sebagai inovasi yang diyakini mampu mewujudkan proses produksi green technology atau teknologi ramah lingkungan.
Upaya dalam menerapkan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan ini pun dilakukan BPPT melalui kerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok, Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd.
MoU langsung ditandatangani oleh Kepala BPPT Hammam Riza dan Vice President Qingdao Vland Biotech group Co. Ltd Huaming Wang di Qingdao, Tiongkok, Rabu (25/9/2019) waktu setempat.
Hammam pun menyampaikan bahwa penandatanganan MoU kali ini merupakan langkah untuk mememperkuat kerjasama, khususnya terkait pengembangan teknologi enzim.
"Jadi, MoU yang baru saja kami tanda tangani adalah untuk memperbaharui dan memperkuat kerja sama kami di bidang bioteknologi, terutama untuk pengembangan teknologi enzim melalui penelitian bersama dan transfer teknologi," jelas Hammam, dalam sambutannya.
Hammam menambahkan, sebagai salah satu lembaga kaji terap teknologi pemerintah, BPPT memiliki tugas mendasar untuk melakukan penilaian dan penerapan teknologi yang diwujudkan melalui inovasi dan layanan teknologi.
"Dalam melakukan tugas-tugas ini, BPPT memiliki 7 (tujuh) peran yakni teknik, intermediasi, kliring teknologi, audit teknologi, transfer teknologi, difusi, dan komersialisasi," tutur Hammam.
Untuk mencapai tujuan ini, BPPT disebutnya, harus semakin dekat dengan industri dan melakukan kerja sama timbal balik untuk menghasilkan inovasi. Hammam kemudian memaparkan bahwa industri bioteknologi besar seperti Vland Biotech memiliki peran kuat dalam bidang satu ini, "Vland Biotech juga menjadi salah satu produsen enzim terbesar di Tiongkok, sehingga BPPT telah memilih mitra yang tepat untuk pengembangan teknologi enzim,".
Di Indonesia, banyak enzim yang digunakan dan diterapkan dalam dunia industri, seperti industri pulp dan kertas, kulit, tekstil, kimia, makanan dan pakan. Permintaan enzim industri pun tumbuh sekitar 5 - 6% per tahunnya dan cenderung meningkat setiap tahun, mengikuti aplikasi enzim yang semakin beragam dan lebih luas dalam dunia industri.
Semua enzim industri sebagian besar masih diimpor dari Eropa, Cina dan India. Enzim pakan menjadi konsumsi terbesar di Indonesia, konsumsinya sekitar 3880 ton per tahun dan menyumbang sekitar Rp 270 miliar. Humas (HMP)