Untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar, menurut Listyani, Indonesia berupaya meningkatkan produksi minyak kelapa sawit hingga mencapai 40 juta metric ton pada 2020 mendatang. Melalui penandatanganan MoU ini, kita bersama-sama telah menginisiasi kolaborasi untuk peningkatan minyak kelapa sawit, dan penggunaan bioteknologi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa sawit untuk dunia industri.  Selain itu melalui kerjasama ini juga diharapkan akan diperoleh komposisi yang lebih baik dari minyak kelapa sawit dengan metode DNA finger printing dan genetic engineering, jelasnya.

Senada dengan Listyani, Director Chief Operating Officer Research and Development Division, Makoto Kobayashi menekankan bahwa tujuan ditandatanganinya MoU tersebut adalah untuk mencari dan membuat varietas baru dari minyak kelapa sawit. Hasil yang diperoleh nantinya dari pengembangan riset bersama ini tentunya tidak hanya bermanfaat bagi industri minyak kelapa sawit di Indonesia saja, tetapi juga masyarakat di seluruh dunia, ungkapnya.

Harapannya ke depan melalui kerjasama ini kita dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu minyak kelapa sawit di Jepang dan Indonesia pada khususnya dan seluruh dunia secara umum. Kerjasama ini menjadi salah satu upaya kita dalam membangun industri minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, tegasnya.

Sebagai implementasi dan tindak lanjut dari MoU tersebut, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BPPT dan Fuji Oil Co. Ltd. mengenai Improvement of Oil Palm Using DNA Finger Printing and Genetic Engineering. Penandatanganan PKS dilakukan oleh Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi, Bambang Marwoto dan Executive Officer Research and Development Headquarters Food Science Research Institute Fuji Oil Company, Motohiko Hirotsuka.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pemaparan mengenai aplikasi minyak kelapa sawit pada manisan di Jepang yang disampaikan oleh Haruyasu Kida dari Fuji Oil Co. Ltd. dan pemaparan tentang BPPT, peran, fasilitas serta kemampuan BPPT dalam mengembangkan kelapa sawit di Indonesia. (SYRA/humas)