7871
Hits

BPPT Diseminasikan Teknologi Pembuatan Perahu Fiberglass Di Gorontalo

 

Dibandingkan perahu berbahan kayu, perahu berbahan fiberglass jelas memiliki banyak keunggulan. Selain biaya perawatan yang lebih kecil, masa pakai pun bisa mencapai 20 tahun dimana perahu kayu hanya mencapai 5 tahun dengan biaya perawatan dan potensi kerusakan yang lebih besar. Selain itu waktu pembuatan kapal pun relatif lebih singkat dan mudah.

 

Sejak tanggal 27 Agustus hingga 30 September 2014 lalu, BPPT memberikan pelatihan pembuatan perahu berbahan fiberglass bagi tiga kelompok masyarakat di Provinsi Gorontalo. Berbekal motivasi yang tinggi, ketiga kelompok yang terdiri dari para pengrajin kayu, nelayan, pelajar dan guru SMK tersebut secara serius mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. 

 

Menurut Hermanto, peserta pelatihan, dirinya sangat puas telah mengikuti pelatihan ini. "Kita diajari cara membuat perahu berbahan fiberglass dengan sangat baik. Perahu yang dihasilkan sangat halus, berbeda jauh dengan perahu pengadaan dari luar daerah," ungkapnya. 

 

Pendapat serupa juga dikemukakan peserta lainnya, Azirin. "Berbekal ilmu yang didapat dari pelatihan ini, Saya siap dan sanggup melaksanakan sendiri pembuatan perahu fiberglass didaerah Saya," ungkapnya penuh optimis. 

 

Usai pelatihan, peserta pun mendapat hasil berupa tiga buah cetakan perahu, tiga buah perahu fiberglass type Perahu Jukung (pantai selatan Pulau Jawa) dan Perahu Pelang (Telok Tomini). Bentuk desain perahu fiberglass-pun sengaja  disesuaikan dengan kondisi lingkungan budaya setempat, karena setiap daerah mempunyai ciri karakteristik sendiri. 

 

Pemprov Gorontalo sendiri menyatakan kepuasannya atas suksesnya penyelanggaraan pelatihan ini. Bahkan untuk pengembangan selanjutnya melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, telah merencanakan kelanjutan usaha peserta pelatihan dengan memberi kesempatan pembuatan perahu fiberglass sebanyak tujuh buah lagi ditahun 2014 dan 14 buah ditahun 2015.

 

Kapal berbahan fiberglass memang sudah lama dikenal dan digunakan oleh para nelayan, namun untuk pembuatannya tentunya tidak semua nelayan mampu melakukannya. Bukan soal canggih atau kurang canggih teknologi itu berjalan, tapi yang terpenting adalah bagaimana teknologi itu mampu menjangkau semua elemen masyarakat dan memberikan nilai tambah.  (tw/syra/Humas)